Sepeda Baru

Suatu hari, Ihsan yang berusia 10 tahun bercerita kepada ibunya tentang keinginannya untuk memiliki sepeda baru. Ibu Ihsan sangat senang karena putranya sudah berusaha menabung untuk mewujudkan keinginannya. Meskipun ia sudah berusia 10 tahun, Ibu Ihsan tahu bahwa sepeda kecil yang ia gunakan sekarang sudah tidak cukup untuknya.


"Berapa banyak uang yang sudah kamu tabung, Nak?" tanya Ibu Ihsan.

"Ibu, saya sudah menabung sebesar Rp 500.000. Cukup untuk membeli sepeda baru yang lebih besar dan lebih keren," jawab Ihsan dengan semangat.

Ibu Ihsan melihat putranya yang begitu semangat untuk memiliki sepeda baru. Dan ia merasa bahwa Ihsan pantas mendapatkan sepeda yang ia inginkan.

"Baiklah Nak, besok ibu akan mengantarmu ke toko sepeda. Jangan khawatir, ibu akan menambahkan uang jika harganya lebih mahal dari uang tabunganmu," kata Ibu Ihsan dengan penuh harap.

Ihsan sangat senang dengan jawaban ibunya. Ia tidak sabar untuk membeli sepeda baru, yang bisa menemani dirinya bermain bersama teman-temannya. Ia pun bermimpi tentang sepeda itu setiap malam.

Namun, saat tiba di toko sepeda, Ihsan terkejut melihat sepeda yang ia inginkan ternyata lebih mahal dari yang ia duga. Uang tabungannya tidak cukup untuk membeli sepeda baru itu, bahkan jika ditambah uang saku yang ia punya.

Ihsan merasa kecewa dan sedih. Dia mulai mempertanyakan dirinya sendiri tentang seberapa besar usahanya dalam menabung. Apakah betul telah ia lakukan sebaik-baiknya dan sudah cukup untuk membeli sepeda baru?

Namun, Ibu Ihsan melihat kekecewaan di wajah putranya dan segera memeluknya. Ia memberitahu Ihsan bahwa ia patut bangga dengan usaha yang ia lakukan, bahkan jika uang tabungannya tidak cukup. Ibu Ihsan mengingatkan Ihsan betapa susahnya ia bekerja untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan menabung untuk masa depan mereka.

"Inilah arti dari berusaha, Nak. Kadang-kadang, meski kita sudah berusaha semaksimal mungkin, keberhasilan tidak datang seperti yang kita harapkan. Tapi jangan pernah menyerah, jangan pernah mengecilkan usaha yang telah kita lakukan. Sekarang Ibunya akan munculkan kartu kredit yang disiapkan khusus untuk keperluan apapun yang penting bagi keluarga. Dan kita akan membelikanmu sepeda impianmu itu," Ibu Ihsan berkata sambil menyeka air mata putranya.

Ihsan sangat senang dan belajar sebuah pelajaran baru tentang kerja keras dan tekad. Ia telah belajar bahwa ia perlu berusaha lebih keras, dan bahkan kadang-kadang membutuhkan bantuan dari orang lain. Dengan semangat yang baru dan sepeda barunya, Ihsan siap memasuki era baru dalam bersepeda. Dan ia tahu bahwa ia akan selalu berusaha keras untuk menggapai mimpi-mimpi lainnya di masa depan. (WUAI)