Belajar bersabar dari buruh harian

Ngasrul Ausath| Cerita ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Namun tepatnya saya tidak ingat, sekitar tahun 2009.


Tubuhnya kurus lebih cenderung kurus sekali namun tampak kekar.  Bapak tersebut adalah salah satu klien perusahaan jasa tempat saya bekerja dahulu ketika masa jahiliyah.
Singkat cerita ternyata untuk menjadi seorang buruh kasar sekalipun harus mengeluarkan biaya yang lumayan besar perharinya. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena kebutuhan energi bagi tubuh agar selalu terpenuhi sehingga esok bisa kuat kembali bekerja. Asupan makanan yang paling utama adalah protein hewani yang dapat dengan mudah diperoleh dari berbagai jenis ikan. Menurut penuturan bapak tersebut ikan layang termasuk yang bagus dan tinggi proteinnya.

Berdasarkan cerita nyata tersebut bahwa untuk menjaga stamina sebagai bekal kerja keesokan harinya seorang buruh kasar yang bekerja di pelabuhan tersebut minimal harus makan ikan dalam jumlah yang cukup bahkan cenderung lebih. Jenis ikan yang lumayan murah pada saat itu adalah ikan layang dan ikan-ikan lainnya.

Boleh dikatakan resiko pekerjaan ada disetiap orang yang mengerjakan termasuk bapak tersebut. Baginya bisa bekerja dan mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup hari ini adalah suatu kewajiban. Hingga untuk memiliki kendaraan roda dua alias sepeda motor sangat sulit sekali kecuali dengan membelinya secara kredit.



Sebenarnya beliau sudah berusaha agar bisa mendapatkan uang lebih yang akan ditabung untuk membeli sepeda motor sehingga ketika pergi bekerja maka anaknya akan mengantarkan hingga ketempat kerja dan menjemputnya ketika pulang. Selama ini bapak tua tersebut menggunakan jasa transportasi umum yang pada kenyataannya selain tidak hemat waktu juga mengeluarkan biaya lebih. Semoga selalu diberikan kesehatan ya pak. 

Pada saat tulisan ini dibuat saya sendiri tidak mengetahui bagaimana sekarang nasib bapak tersebut. Pelajaran penting yang bisa kita ambil adalah bagaimana kita wajib menjaga rasa syukur atas apa yang kita peroleh hari ini. Pekerjaan apapun selagi halal dan baik cara mendapatkannya maka wajib kita syukuri.

Penajam, 1 Juni 2019

Ngasrul Ausath